Salam Kangen

Halo. lama gak ngeblog



and you know?

SAYA KANGEN


#ini gara-gara sifat ababil saya yang tahun lalu siap-siap buat ujian ini itu

#saya juga baru ganti alamat blog. mengingat alamat yang lama saya rasa sangat aneh

#dan selama ini saya juga cuma suka gonta-ganti template blog tanpa posting apaapun di blog
but, it's fun!

ENJOY~

Salam hangat peluk cium injak setrum kembali dari saya~

Bandung ternyata beneran Paris van Java

Niat mengawali perjalanan di bandung berubah seketika. 7 hari di kota orang membuat saya menyadari satu hal penting. Bukan. Bukan apakah hari ini saya udah nemuin tempat buat bunuh diri yang keren. Tapi dengan sedikit lantang dan rantang akhirnya tersadar bahwa, saya bukan akan resmi menjadi pengangguran sampai pengumuman dapet kuliah! Oke, emang gak penting.
Berbekal 1 tas ransel yang berisi buku (iya, BUKU), dan 1 tas yang berisi baju, di siang yang panas dan gak terik, Feri (Teman Seperjuangan Ujian Seleksi Masuk Institut Teknologi Bandung, selanjutnya mari disingkat TSUSMITB, bisa di baca, tesusemitebe) membuka pagar di rumah teman saya juga, Gandi, yang sama sama TSUSMITB juga. lalu saya mikir.

Saya : “wow! Tesusemitebe! Mau dipanggilin kelinci buat nemenin kamu buka pagar?”

Takut di bunuh dengan cara yang tidak tidak, saya ga berani bilang hal itu dihadapannya berkaitan dengan seekor kelinci. Kenapa harus kelinci? Sesuai dengan martabatnya, kelinci dijadikan simbol untuk sesuatu tentang playboy yang kalo dalam Kamus Kecil diHape Saya (KKHS), Play artinya bermain dan Boy artinya laki-laki, lalu diartikan kelinci yang bermain dengan anak laki laki. Sangatlah pantas dalam kondisi seperti ini jika saya menawarkan seekor kelinci padanya bukan? Gak lucu aja kalo di Koran (Bandung Pos mungkin?) ada headline :

“SESAMA TSUSMITB TERBUNUH OLEH TSUSMITB LAINNYA SECARA TRAGIS DENGAN DAUN PISANG SEBAGAI SENJATANYA”

oh tuhan, saya masih mau kuliah dan melanjutkan hidup saya! Dan saya masih pingin kipas-kipasan dari daun pisang!

Lagi lagi dengan suatu keberuntungan daun pisang, saya yang awalnya hampir ketinggalan acara Tour de Paris van Java (apapun artinya, ga ngerti), akhirnya berhasil ikutan dengan selisih waktu beberapa menit saja karena faktor jam karet. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Mama-nya Gandi (mari disingkat MG), Gandi(GH), Gaby(GA), dan Feri(FD) yang telah bersama sama mengelilingi Bandung dengan ajaibnya. Salam TSUSMITB!


Paris van Java adalah tujuan awal kita. Dan karena lagi lagi ada faktor daun pisang, yang membuat pendengaran supir angkot yang kita tumpangi menjadi kurang berfungi secara maksimal, dengan ajaibnya kita nyasar ke BTC (Bandung Trade Center -> namanya bener kan?)

Di BTC…
Saya : “he, geb, feri lagi bayar bukunya”
GA : “ha, ya udah, kita tinggalin aja yuk, ayo res, cepetan, nanti dia lihat”
Saya : “oke”
Kita terus berjalan sampai akhirnya belok ke pertigaan (atau apalah namanya) sampai diyakinkan FD tidak mengetahui posisi kita berada.
Saya : “loh, hapenya ada di aku lo”
GA : “biarin aja! Ayo cepetan, ntar kelihatan!”
Saya : (ngangguk-ngangguk layaknya takut kena hujaman batu dari GA)
GA : (gagal nemuin batu di BTC) “tante, feri ketinggalan, dia masih bayar bukunya”
MG : “oh, iya ya, kita tungguin bentar ya”
GA : “oke”
MG : “kira kira feri beli buku apa ya? Ayo taruhan geb, tante milih, si feri beli buku Ramalan Jayabaya
GA : “ha? Enggak tante” -> masih belum di pastikan, kata tidak ini berarti dia gak ikut taruhan atau dia gak milih buku Ramalan Jayabaya
FD datang menemui kita
Saya : (shock, sambil nahan ketawa)
MG : “fer, barusan beli apa?”
FD : “Ramalan Jayabaya
Hening sesaat.
Saya, MG, GA, GH : (ketawa dan belum bisa dipastikan juga apakah kita terkena sindron ketawa-berat-terbahak-bahak-sampe-mau-batuk-batukan-dan-ketawa-lagi)
MG : “geb, tante menang!”
GA : (ketawa)
Sungguh ironis nasibnya.

Keluar dari BTC, akhirnya kita menuju PVJ (Paris van Java). Dengan buku Ramalan Jayabayanya, mungkin FD dapat meramalkan kita bakal ngapain aja di PVJ. Sialnya dia masih sibuk merapalkan ,eh, membaca bukunya yang telah menjadi saksi bisu dari apa yang kita lakukan.
“PVJ itu kerennya kalo malem” MG bercerita.
Saya masih ngangguk ngangguk dan memikirkan kalo Farah Quinn yang jadi pemandu tour kita, dia pasti bilang, “THIS IS IT!, PVJ ala Chef Farah Quinn”, buset, sampe PVJ aja bisa di jadiin makanan sama dia.

Berkat PVJ, saya baru benar benar mengerti apa yang namanya kafe starbucks.
Saya : “ooh, barusan ke starbucks?”
GA : “iya, enak lho” (sambil nunjuk-nunjukin kopinya)
Saya : “berapaan tuh”
GA : (masih belum mau jawab)
Saya : “berapaan?”
GA : “thirty eight thousand Rupiahs
Saya : (terdiam sambil nyari gelas akua buat minta minumannya. Gagal nemuin gelas akua, saya langsung ngambil starbucksnya dan menyadari kalo rasanya itu kayak kopi susu biasa)
GA : “ih, res, enak, sumpah”
Saya : “biasa aja geb, kayak kopi susu biasa”
Berhasil mengecewakan GA akan kopi starbucksnya yang harganya sama dengan dua belas setengah gelas kopi susu yang biasa di jual di kereta api, saya memilih untuk bungkam.

Outlet-Outlet di jalan Riau menjadi kunjungan berikutnya. Dari sinilah saya baru tahu kalo dasi-dasi yang dipake orang-orang berdasi itu mahal! Bahkan lebih mahal daripada laptop seharga sepuluh juta rupiah yang udah didiskon sampe 99.9% -> ngitungnya sampe pake kalkulator segala.

Ciwalk atau Citywalk atau Skywalk atau entah apalah namanya, menjadi tempat yang penuh siksaan bagi saya. Setelah melewati rintangan outlet-yang-ngejual-banyak-baju-yang-mahal-mahal itu, kita beralih ke mall ini.

Disini, celana saya melorot-melorot gara-gara kancingnya copot. Oh tuhan. Ini adalah salah satu cobaan terberat, bayangkan, saya udah ngangkat-ngangkat hape sama dompet di dalem saku celana sambil nahan biar celananya gak melorot. Mungkin kalo dari luar kelihatan cool, atau orang nyangka tangan saya disimpen biar penyakit cleptonya ga keluar (bener ga sih ngeja cleptonya?), tapi di dalem, tangan saya udah keringetan. Satu pelajaran di kasus ini, ngangkat-ngangkat celana melorot adalah olahraga yang baik bagi kesehatan telapak tangan. Nama olahraganya adalah olahraga Tahan-Celana-Melorot.

Teknik berolahraga Tahan-Celana-Melorot :
1.Pastikan celana yang anda pakai melorot
2.Gunakan beban sesuai keinginan. Jika ingin cepat berkeringat, usahakan menggunakan beban yang maksimal, seperti handphone, dompet, atau jika anda ingin mengantongi barbell, maka hasilnya akan lebih baik
3.Tahan celana anda selama mungkin
4.ADAKADABRA! Lihat hasilnya!
Saran : Jika anda ketagihan melakukan olahraga ini, jangan salahkan saya, salahkan celana anda! Ingat, celana melorot juga dapat berguna dalam gaya hidup sehat. Hidup Celana Melorot!



Skywalk adalah tempat yang bener-bener keren menjelang malam. Belakangan saya tahu, kalo Skywalk itu jembatan di Ciwalk yang membuat kita bisa melihat indahnya kota Bandung dari jembatan ini. Kalo Skywalk+malam sudah sekeren ini, gimana dengan PVJ+malam?
Inikah kota Paris van Java?
>